Muncul Virus Baru Bernama Disease X, Diramal Menjadi Pandemi Baru

Ilmuwan mengklaim telah menemukan penyakit baru akibat infeksi sebuah virus di Kongo, Afrika. Para ilmuwan menamai penyakit yang berpotensi mematikan itu sebagai ‘Disease X’ atau penyakit X.
Penyakit X itu pertama kali ditemukan pada seorang pasien wanita yang mengalami gejala demam dan diare di Ingende, Kongo. Dokter yang memeriksa awalnya menduga pasien itu menderita demam berdarah atau Ebola.
Namun, serangkaian pemeriksaan, termasuk Ebola menunjukkan hasil negatif.
“Kami semua harus takut. Ebola tidak diketahui, covid tidak diketahui. Kami harus takut dengan penyakit baru,” kata dokter pasien Dadin Bonkole seperti dilansir dari CNN, Minggu (3/1).
Badan Kesehatan Dunia mengatakan ‘X’ adalah singkatan dari tidak terduga. Penyakit X dapat menyebabkan masalah serius di seluruh dunia jika dan ketika itu terjadi.
Institut Penelitian Biomedis Nasional Kongo (INRB) hingga saat ini masih belum dapat mengidentifikasi virus yang menyebabkan demam pada pasien yang dirahasiakan identitasnya itu. Dokter hanya baru menilai penyakit itu mirip dengan Ebola.
Saat ini, kondisi pasien tidak memiliki gejala. Serangkaian tes yang dilakukan termasuk Ebola juga kembali menunjukkan hasil negatif.
Pasien itu saat ini juga masih dalam ruang isolasi bersama anak-anaknya.
“Kami harus melakukan pemeriksaan tambahan untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi. Saat ini ada beberapa kasus yang dicurigai di sana,” kata kepala layanan medis di Ingende, Christian Bompalanga.
Peneliti yang membantu menemukan virus Ebola pada tahun 1976, Jean-Jacques Muyembe Tamfum memperingatkan penyakit zoonosis menular dari hewan ke manusia akan lebih banyak terjadi di masa mendatang.
Di masa lalu, penyakit seperti demam kuning, berbagai bentuk influenza, rabies, brucellosis dan penyakit lyme adalah penyakit yang menular dari hewan ke manusia. Penyakit itu sering muncul melalui vektor seperti hewan pengerat atau serangga.
Penyakit zoonosis diketahui telah menyebabkan epidemi dan pandemi sebelumnya.
Terkait dengan Ebola, ilmuwan mengaitkannya dengan eksploitasi hutan oleh manusia secara besar-besaran. Dalam satu studi yang dilakukan pada 2017, para peneliti menyatakan bahwa 25 dari 27 wabah Ebola dimulai di tempat-tempat yang telah mengalami deforestasi sekitar dua tahun sebelumnya
Para ilmuwan juga berkata bahwa wabah Ebola muncul di daerah dengan kepadatan populasi manusia tinggi.
Epidemiologi Universitas Edinburgh, Mark Woolhouse dalam penelitiannya mengatakan spesies baru virus ditemukan sekitar tiga hingga empat tahun sekali. Mayoritas virus baru itu berasal dari hewan.
Para ahli juga mengatakan meningkatnya jumlah virus yang muncul sebagian besar adalah akibar dari kehancuran ekologis dan perdagangan satwa liar.
Sumber : CNN Indonesia